About Me

RSS

Rindu Menyiksa Kalbu

Makassar, 1 September 2013,,,
Aku terlambat bangun pagi
 yang kesekian kalinya

Aku tak sanggup bangkit dari tempat tidurku,,,
Karena membuat pagiku tak ceria

Aku tak sanggup bangkit 
Setelah tadi malam dipayungi mimpi indah bersamamu,,,
Seperti malam-malam sebelumnya

Tolong,,, sadarkan aku dari tidak kesadaranku,,,
Karena aku tak mampu memikul rindu,,,
Rindu yang menyiksa kalbu

Tolong hadirkan wajahmu di dunia nyataku,,,
Karena aku rindu dengan senyum yang menjadi rahasia bibirmu

Izinkan aku menatap
kedua bola matamu,,,
Izinkan aku membelai rambutmu,,,
Dan,,, izinkanlah aku mencium jidatmu

Sebagai tanda,,, aku merindukanmu

Jika puisi ini sudah tak dapat lagi mewakili perasaanku,,,
Biarlah ku nikmati kehampaan ini

Mungkin air mata yang tulus,,, 
Akan lebih bermakna dari pada tawa yang penuh dusta

Semoga kerinduan ini,,,
Akan segera berakhir

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Maaf Saja Tidak Cukup



Kalau kata maaf saja bisa menyelesaikan masalah, buat apa ada polisi, pengadilan dan aparat hukum lainnya?

Setelah saya pikir-pikir, mengapa manusia seringkali melakukan kesalahan yang sama? Alasannya karena mereka menyalahgunakan artinya kata maaf dan pengampunan. Bisa jadi, karena kita bisa dengan mudah meminta maaf dan saling memaafkan, maka sesuatu masalah kerap terulang terjadi. Di samping itu, kembali kepada budaya manusia itu sendiri. Di mana kata ‘memaklumi’ juga terkandung dalam kata maaf.

Tidak jarang kesalahan-kesalahan tidak kita perhitungkan dengan alasan pemakluman. Pernah dengar kalimat seperti ini, “Namanya juga manusia, tidak ada yang sempurna.” Bandingkan juga dengan kalimat, “Semua manusia pasti punya salah, wajarlah itu.”

Di satu sisi kalimat tersebut memang baik untuk mempertimbangkan layakkah seseorang itu dimaafkan atau tidak. Namun yang sering terjadi di sekitar saya, orang banyak tidak saling mengungkit kesalahan orang lain karena dia takut untuk dibuka kesalahannya. Sama saja dengan istilah ‘cari aman.’ Inilah polemik yang cukup membingungkan. Tapi kalau setiap orang saling bertahan menutup mulutnya, maka kebenaran tidak akan pernah terungkap.

It’s Different
Tidak semua masalah atau kesalahan dapat diselesaikan dengan kata maaf. Mulai dari masalah yang tampak terjadi, masalah yang sengaja tidak keluar dipermukaaan sampai masalah di dalam hati. Tidak semudah itu. Walaupun saya juga beranggapan untuk mengecilkan suatu masalah besar agar menjadi sederhana, tapi tetap saja ada kesalahan yang tidak cukup berakhir dengan permohonan maaf.

Tanpa sadar, kata maaf menjadi obat yang paling mujarab bagi orang yang kecanduan. Contoh sederhana, kita tahu kalau dosa itu salah. Namun mengapa kita masih melakukannya? Because doing bad things it feels good. Furthermore, we have an emergency key. We called it ‘sorry’
Ketika hati nurani kita menegur saat ingin berbuat dosa, tapi di sisi lain ada suara hati yang berkata tidak apa-apa, karena kita mempunyai kata maaf.

Tapi tidak semudah itu! Maaf memang perlu. Tapi maaf bukanlah solusi jika tidak ada perubahan. Maaf tidak berlaku jika kita masih terus melakukan hal yang salah. Jangan sampai akhirnya manusia mati rasa, sehingga membuat yang salah dan baik menjadi sama. Karena kata maaf sudah tidak berarti lagi.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

DARI MANA ASALNYA PENYAKIT ?



      


  Pada awalnya memang kita tidak mengenal penyakit, tetapi karena kita telah jatuh dalam dosa.
.
1. Adam Diciptakan Sempurna Secara Rohani

       Adam dan Hawa diciptakan tanpa dosa, tanpa cacat dan tanpa kesalahan. Diciptakan serupa dan segambar dengan Allah (Kej 1:26), mereka menikmati persekutuan yang tanpa noda dengan Allah. Mulanya mereka tidak berdosa. Bebas dari semua perasaan moral yang salah, mereka menikmati kedamaian dalam hati dan keserasian.

      Mereka tidak mengenal ketakutan. Mereka juga tidak terserang oleh penyelewengan-penyelewengan mental atau tekanan-tekanan mental. Mereka tidak mempunyai pertimbangan tentang hal-hal yang jahat atau menghancurkan. Mereka telanjang tapi tak merasa bersalah atau malu (Kej 2:25). Faktor-faktor ini membawa mereka pada kondisi kesehatan yang sempurna.

Saat mereka berseru saja terwujud oleh tangan Pencipta mereka, mereka adalah makhluk ciptaan yang sempurna - secara rohani, fisik, mental dan emosi/perasaan.

Mereka adalah hasil karya Allah yang menakjubkan dari kreatifitas jenius Allah, diciptakan serupa dan segambar dengan Yehova (Kej 1:26).

2. Adam Diciptakan Sempurna Secara Psikologis dan Emosi
       Allah memberi Adam tugas untuk memberi nama semua binatang-binatang ciptaan Allah (Kej 2:14,20). Dia juga memberikannya tugas untuk mengatur/memimpin dan berkuasa atas mereka. Kesan-kesan umum menunjukkan bahwa Adam secara psikologis mampu, dihormati dan disukai oleh Allah. Tidak ada catatan-catatan yang menyatakan adanya gangguan emosional sampai pada saat mereka mengetahui dosa mereka. Pada saat itu, hati mereka dipenuhi dengan ketakutan, dan mereka menyembunyikan diri (Kej 3:7-10).


3. Adam Diciptakan dengan Sempurna Secara Fisik

       Allah secara pribadi yang merancang dan menciptakan setiap detail dari tubuh Adam. Allah melihat pada seluruh ciptaanNya dan menyatakan bahwa semuanya itu sangat baik (Kej 1:31). Bertahun-tahun kemudian, Raja Daud berbicara bagi kita semua ketika ia berkata bahwa manusia "diciptakan secara dahsyat dan ajaib ..." (Mzm 139:14 terjemahan bebas).


4. Kesempurnaan Manusia Seutuhnya

       Allah selalu berprinsip pada "manusia seutuhnya". Ia menciptakan kita sempurna, dan kekuasaanNya yang menyelamatkan dalam Yesus Kristus sangat penting bagi "manusia seutuhnya itu". Sementara pesan ini berkembang lebih lanjut, anda akan melihat kuasa kesembuhan Allah masih sangat berakar dalam pemikiran Allah bagi "manusia yang utuh" itu.


5. Apa yang Menjadi Salah ... ?

       Ada suatu masa dalam sejarah manusia berdiri diujung sebuah tragedi. Satu tindakan ketidaktaatan membawa umat manusia pada kejatuhan yang panjang dan gelap, menjauh dari hadirat Allah. Pasangan yang pertama ini mempunyai kebebasan atas semua tanaman dan buah-buahan dalam taman. Perkecualiannya hanyalah pohon pengetahuan baik dan buruk. Allah berkata : "Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon tentang pengetahuan yang baik dan yang jahat itu `Janganlah engkau memakannya' sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati" (Kej 2:16,17).

       Allah memperingatkan mereka bahwa jika mereka tidak mentaati Dia, mereka akan mati secara rohani. Sebagai akibat langsung dari kematian rohani itu, mereka akhirnya akan mati secara fisik juga. Allah (secara harfiah) berkata : "dalam kematian, mereka akan mati". Karena anda mati secara rohani, hukum kematian akan bekerja aktif dalam diri anda, dan anda akhirnya akan mati secara fisik.

       Kematian fisik adalah akibat langsung dari pelanggaran rohani yang menyebabkan Adam dan Hawa diusir dari hadirat Allah. Jejak mereka terbuang dari hadirat Tuhan, yang adalah sumber kehidupan mereka, hukum dosa dan kematian mulai beroperasi dalam mereka. Proses penghancuran dimulai. Hal ini tidak akan pernah terjadi andaikan manusia tinggal dalam hubungan yang benar dengan Allah. Proses penghancuran disebut penyakit dan penuaan. Hal ini telah menjangkiti manusia sejak tragedi di Eden.

        Satu tindakan ketidaktaatan ini telah memperkenalkan kepada dunia segala sesuatu yang negatif yang merupakan kutukan atas umat manusia saat ini - secara rohani, secara kejiwaan, dan secara fisik. Ini adalah sumber dari :


Ketidaklegaan (penyakit)


Ketidakteraturan


Ketidakmampuan


Ketidakgembiraan (kemurungan)


Ketidaknyamanan

Kekacauan


Ketidakcocokan


Ketidakpuasan (kekecewaan)


Ketidakharmonisan



Ketidaksatuan (perpecahan)


Semua sikap dan emosi negatif yang mengancam kesehatan ini, berawal dari ketidak taatan. Mereka dikenal sebagai "emosi-emosi katabolis". Mereka menghancurkan kesehatan.



6. Tragedi Spiritual dari Kejatuhan Manusia Dalam Dosa

       Manusia kehilangan kepolosannya, dan sebaliknya mewarisi rasa bersalah dan rasa tertuduh. Manusia kehilangan komunikasi yang sangat berharga dengan Allah. Dia diusir dari hadirat Ilahi sepanjang sisa  kehidupannya. Manusia kehilangan kehidupan kekal dari rohnya. Ini adalah kesadaran Allah. Manusia kehilangan kesamaan dan gambar Allah. Manusia kehilangan kekuasaan. Kekuasaan yang sesungguhnya tergantung pada keberadaannya yang serupa/segambar dengan Allah. Manusia adalah wakil Allah dalam penciptaan. Sejak saat kejatuhannya manusia berupaya untuk mendapatkan kembali kekuasaannya atas ciptaan Allah. Semua keturunan Adam seharusnya mewarisi kesamaan dengan Allah. Sebaliknya mereka mewarisi kesamaan kejatuhan manusiawi Adam (Kej 5:13).



7. Tragedi Psikologi dari Kejatuhan Manusia Dalam Dosa

       Manusia kehilangan kesempurnaan intelektualnya. Manusia berupaya untuk memperoleh kembali pengetahuan agar dapat memberikannya kemampuan untuk berkuasa. Kebenaran tergantung pada hubungan yang benar dengan Allah, sebab Allah adalah Pencipta Kebenaran. Manusia kehilangan keutuhan emosinya. Sejak tragedi kejatuhannya, manusia tidak pernah bebas dari penderitaan batin, penderitaan fisik dan kekerasan hidup (Kej 3:15-19). Manusia kehilangan kebebasan psikologisnya. Dia telah menjual dirinya sendiri pada iblis. Iblis menjadi ilah dari dunia ini (2 Kor 4:4). Adam telah menggadaikan semua hak dan peluang yang diberikan Allah kepadanya. Sejak saat itu, umat manusia menjadi mangsa iblis dan pengikut-pengikutnya.


8. Tragedi Fisik dari Kejatuhan Manusia Dalam Dosa.

       "FirmanNya kepada manusia itu : karena engkau mendengarkan perkataan isterimu dan memakan dari buah pohon, yang telah Kuperintahkan kepadamu : Jangan makan dari padanya, "Maka terkutuklah tanah karena engkau; dengan susah payah engkau akan mencari rejekimu dari tanah seumur hidupmu; semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu, dengan berpeluh engkau akan mencari makanannya sampai engkau kembali lagi menjadi tanah karena dari situlah engkau diambil; sebab engkau debu dan engkau akan kembali menjadi debu" (Kej 3:17-19).

       Umat manusia yang telah jatuh dalam dosa mewarisi suatu dunia yang telah di kutuk, ini membuat manusia harus berjuang dengan berpeluh untuk memperoleh penghidupan. Semak duri dan rumput duri akan sangat banyak, ditambahkan ke dalam kerja kerasnya. Dia diusir dari hadirat Allah dan dari pohon kehidupan. Dia terhukum mati. "Kepada debu engkau akan kembali". Bagi Hawa, dia juga mewariskan suatu kemalangan yang diturunkannya pada semua wanita di tiap generasi. Hal ini termasuk juga penderitaan dan sakit dalam persalinan, serta berada di bawah kekuasaan suaminya.

       Manusia kehilangan kesehatannya dan mewarisi penyakit. Pangkal penyakit yang menyebabkan umat manusia menderita saat ini berawal dari tragedi taman Eden. Dosa masuk dalam dunia sejak saat itu. Bersama dengan dosa datang penyakit. Kematian adalah akibat terakhir dari penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Andaikan Adam tidak berdosa, umat manusia tidak akan pernah mengenal penderitaan dan penyakit. Dia memilih untuk makan dari pohon pengetahuan baik dan jahat. Penyakit adalah bagian dari apa yang jahat itu. Jadi semua penyakit datang secara tidak langsung dari setan. Allah bukanlah pencipta penyakit. Sekarang kita akan membahas beberapa sebab seseorang sakit.



B. BAGAIMANA ORANG MENJADI SAKIT
Saya akan menyimpulkan beberapa penyebab dari penyakit dan rasa kesakitan.

1. Penyakit Masuk ke Dalam Dunia Ketika Adam Jatuh Dalam Dosa

       Penyakit merupakan sebagian dari kutukan yang jatuh atas umat manusia sebagai akibat langsung dari ketidaktaatan. Karena itu langsung atau tidak langsung, dosa menjadi akar dari segala penyakit. Penyakit adalah bagian dari "upah dosa" (Rm 6:23). Penyakit yang dalam bahasa Inggris disebut "disease" berarti tidak lega/kurang enak, atau tidak damai. Ini adalah keadaan dari pikiran dan emosi Adam setelah pelanggaran yang dilakukannya. Beban dari tuduhan, rasa bersalah, rasa tertuduh dan malu yang diterimanya membuat dia rawan, mudah terserang penyakit.

       Kita memiliki alasan yang baik untuk percaya bahwa sampai saat kejatuhan manusia dalam dosa, tidak ada virus, organisme ataupun mikroba yang mematikan dalam dunia ini. Ini dapat dilihat ketika menyelesaikan karyaNya yang kreatif itu, Ia memberikan kesimpulannya dengan berkata : "segala sesuatu adalah SANGAT BAIK". Dia tidak akan mengatakan hal ini jika pada saat itu sudah ada penyakit TBC, kolera, atau cacar, sel-sel kanker serta pembawa-pembawa virus dan bakteri yang begitu banyak. Para penghancur yang mengerikan ini pasti telah datang bersama-sama dengan kutukan tersebut.



2. Dosa Masih Menghasilkan Penyakit
       Karena dosa sebenarnya adalah penolakan terhadap peraturan Allah, yang mengasingkan kita dari kehidupan Allah, kita dapat melihat bahwa pemisahan ini masih merupakan penyebab utama dari penyakit. Pada manifestasi Kerajaan Allah yang akan datang, ketika semua pemberontakan dipadamkan, tidak akan ada lagi penyakit, keluh kesah dan kematian (Why 21:4).

3. Kuasa - kuasa Kegelapan/Setan

       Roh-roh jahat kadang-kadang dapat menjadi penyebab langsung dari penyakit dan penderitaan/kesusahan. Dalam Matius 9:32,33, kita membaca tentang "orang bisu yang dikuasai oleh iblis", ketika Yesus mengusir roh bisu itu, orang tersebut dengan segera dapat berbicara. Pita suaranya secara jelas telah diikat oleh roh kebisuan. Dalam Markus 9:17-27, menceritakan suatu kisah tentang seorang pemuda yang dibawa kepada Yesus, karena ia bisu (ayat 17), roh ini ternyata juga sebenarnya menyebabkan ketulian dan kebisuan. Yesus mengusir roh bisu dan tuli (ayat 25), dan pemuda itu dibebaskan.

       Dalam Lukas 13:11-16 kita dapat membaca tentang seorang wanita yang memiliki "roh kelemahan selama delapan belas tahun". Tulang punggungnya bengkok, wajahnya tertunduk ke tanah. Dokter zaman sekarang akan berkata bahwa ia menderita "kebengkokan tulang punggung yang kronis". Yesus melepaskan dia dari roh kelemahan dengan segera tulang punggungnya lurus kembali dan ia memuliakan Allah untuk kelepasannya.

       Ada beberapa kejadian dalam Alkitab dimana seseorang dikatakan terganggu oleh roh kelemahan. Satu-satunya cara kesembuhan bagi mereka adalah dengan mengusir roh-roh itu dengan kata-kata perintah yang memaksa. Begitu roh yang bersangkutan telah diusir, gejala-gejala itu akan hilang. Orang-orang seperti itu tidak akan dapat disembuhkan melalui hal-hal yang lainnya selain pelayanan pelepasan.


4. Mengabaikan Kesehatan

       Kita harus melihat fakta bahwa kesehatan kita dapat terganggu jika kita mengabaikan beberapa faktor dasar dari kesehatan dan vitalitas. Untuk tetap sehat, makanan harus selalu terjaga. Ada beberapa gizi dan vitamin tertentu yang harus dimasukkan dalam menu kita sehari-hari, kurang sehatnya makanan akan mengakibatkan terganggunya kesehatan.

       Istirahat dan tidur yang tidak cukup juga akan menyebabkan buruknya kondisi kesehatan. Terlalu banyak kerja dan terlalu sedikit waktu untuk istirahat dan bersantai juga akan merusak kesehatan orang tersebut. Hal ini terutama sering terjadi pada hamba-hamba Tuhan. Epafroditus (Flp 2:25-30) adalah salah satu contohnya. Dia hampir saja mati; yang menyebabkan keadaannya seperti ini adalah karena ia terlalu banyak kerja dalam melayani Tuhan dan umatNya.

       Ada banyak pasal dalam Alkitab yang berkait dengan hukum-hukum mengenai makanan, mengatakan pada kita apa yang sehat bagi kita dan yang tidak (Im 11:1-47; Ul 14:3-21). Perjanjian Baru tidak menyuruh kita untuk melaksanakan aturan-aturan tersebut, tetapi ada tuntutan mengenai menjaga kesehatan dengan baik (Rm 14:2,3,14,15). Kita tidak boleh dikuasai oleh makanan, tetapi kita harus tahu memilih makanan-makanan yang akan membuat kita senantiasa sehat (Ibr 13:9).


5. Proses Penuaan Alamiah Menurunkan Kekuatan Fisik

       Ketika seseorang masih muda, masih ada vitalitas kemudaan/keremajaan yang bermanfaat bagi kesehatan. Alkitab berkata tentang "embun keremajaan" (Mzm 110:3). Daud juga berbicara tentang "memperbahurui masa remaja/muda seperti pada burung rajawali" (Mzm 103:5). Yesaya menjelaskan bahwa hal ini menunjuk pada pembaharuan dari kekuatan masa remaja/masa muda kita (Yes 40:31). Yeremia mengatakan pada kita bahwa "adalah baik bagi seorang pria memikul kuk pada masa mudanya" (Rat 3:27).

       Bagian-bagian pertama dari kehidupan adalah masa untuk kerja keras. Ini adalah masa yang utama dari kehidupan dan masa puncak dari kekuatan fisik. Solaiman menggambarkan dengan sangat grafis keterbatasan-keterbatasan usia tua. Dia mendesak kita untuk "Ingatlah akan penciptamu pada masa mudamu" (Pkh 12:1). Kasihilah Allah dan layanilah Dia selama anda masih memiliki kekuatan dan vitalitas untuk melakukannya dengan penuh semangat. Musa dianggap sangat luar biasa karena ketika dia mencapai tahun-tahun usia tuanya, ia masih memiliki penglihatan dan kekuatan fisik yang baik (Ul 34:7).

       Hal yang umum adalah kekuatan mulai menghilang dan pandangan menjadi kabur, pada saat masa-masa puncak dari kehidupan itu sudah mulai berlalu. Apakah ini berarti bahwa kita tidak dapat berharap untuk tetap sehat dan kuat di masa tua kita ? Apakah ini berarti bahwa kita tidak dapat berharap untuk sembuh secara fisik di usia lanjut?

       Tentu saja tidak! Allah berjanji :"Selama umurmu kiranya kekuasaanmu" (Ul 33:25), saya percaya hal ini mengajarkan bahwa kita dapat berharap untuk memperoleh kesehatan yang baik sepanjang hidup kita. Saya telah bertemu banyak orang Kristen, berusia lanjut, yang berpikir bahwa tanda-tanda kemunduran fisik menunjukkan bahwa Allah tidak lagi memberi perhatian pada mereka. Kadang-kadang mereka kuatir jangan-jangan mereka telah berbuat dosa, dan kelemahan tubuh merupakan hukuman atas mereka.

      Seringkali orang-orang Kristen yang sungguh-sungguh pun masuk dalam pengalaman rasa tertuduh yang berat ini dan merasa bahwa mereka pasti telah melakukan dosa yang sangat jahat yang tak terampunkan. Untuk menyadari bahwa ada suatu proses alamiah dari kemunduran fisik usia lanjut yang menyebabkan baik orang-orang Kristen maupun orang-orang non Kristen merupakan pertolongan yang besar bagi mereka yang mengalami hal ini. Namun masa-masa lanjut dari kehidupan seseorang ada juga kompensasinya, jadi tidak seharusnya dihiraukan (direndahkan).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS